Menuju Peradaban Indonesia yang Tinggi dan Mulia

Pertemuan Antar Pihak School-Based Mental Health (SBMH): Kolaborasi Inisiasi Sistem Kesehatan Mental di Sekolah

July 8, 2023


Kesehatan mental menjadi topik yang tidak pernah selesai untuk di bicarakan, terlebih ketika mengamati banyak kejadian yang tersebar di media sosial. Ada banyak hal yang perlu terus digali dan dicari penyelesaiannya. School based mental helath (SBMH) adalah sebuah program yang di inisiasi oleh yayasan Rumpun Nurani dan Lembaga Advokasi Keluarga Indonesia.

Program tersebut merupakan sebuah bentuk kepedulian terhadap kesehatan remaja, berupa asesmen kesehatan mental bagi guru, siswa dan orang tua dalam rangka membangun sistem kesehatan mental di sekolah dan membuka akses layanan kesehatan mental bagi remaja.

Pada tanggal 5 juli 2023 di Gajah Mada University Club, program SBMH ini mempertemukan banyak pihak diantaranya adalah Dinas Kesehatan Provinsi DIY dan Bappeda Sleman, serta berbagai komunitas masyarakat yang peduli akan kesehatan mental, antara lain IPKJI, APSI, Yakkum, Rumpun Nurani, LAKI, Teman Baik dan 13 sekolah di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman.

Dalam pertemuan tersebut diberikan paparan oleh Dinas kesehatan, Dinas Pendidikan, Asosiasi Psikolog Sekolah dan Diana Setiyawati, S.Psi., MHSc., Ph.D., Psikolog. Perhatian penting yang menjadi fokus para pemapar adalah bagaimana semua pihak mampu berintegrasi dan memberikan perhatian terhadap kesehatan mental remaja khsususnya dalam program SBMH ini.

Selain itu, pada pertemuan tersebut juga diadakan Focus Grup Discusion (FGD) dengan menyepakati bahwa permasalahan kesehatan jiwa di sekolah telah menjadi permasalahan yang sangat mendesak untuk diberikan perhatian. Berbagai jenis permasalahan psikologis dialami oleh siswa, baik yang berada dalam kategori masalah ringan hingga berat. Gangguan psikologis yang ditemukan misalnya berupa gangguan kecemasan, marah, depresi, penyimpangan seksual, hingga perilaku menyakiti diri maupun upaya bunuh diri.

Peserta diskusi menyepakati bahwa sistem penanganan permasalahan kesehatan mental di sekolah juga masih belum optimal, mulai dari tidak adanya sistem deteksi dini permasalahan kesehatan jiwa, keterbatasan jumlah guru BK di sekolah, keterbatasan wawasan dan keterampilan dalam treatment kasus, maupun keterbatasan akses rujukan pada profesional (psikolog ataupun psikiater).

Selain itu berbagai masalah kesehatan mental masyarakat juga ditemui oleh pemerintah maupun komunitas di lapangan antara lain kurangnya pemahaman masyarakat mengenai kesehatan mental, alur pencarian bantuan profesional yang tidak diketahui masyarakat, budaya self-diagnose pada masyarakat, hingga kurangnya SDM profesional kesehatan mental.

Berbagai gagasan dan upaya telah diinisiasi dari berbagai komunitas dan pemerintah, seperti adanya program Sekolah Siaga Sehat Jiwa yang bekerjasama dengan Psikolog Puskesmas, sosialisasi kesehatan mental di sekolah, kampus, maupun pesantren, skrining kesehatan mental di sekolah, pendidikan sekolah calon ayah dan ibu, rencana insiasi psikolog pendidikan di Dinas Pendidikan, dan program-program lainnya.

Meski demikian, masih terdapat kendala yang menyebabkan program belum terlaksana secara optimal, yakni belum terbangunnya kolaborasi antar pihak secara optimal. Melalui kegiatan pertemuan antar pihak yang diselenggarakan, pihak komunitas beserta pihak pemerintah yang hadir berharap untuk mempererat kolaborasi dalam rangka meningkatkan kualitas kesehatan mental masyarakat, terutama di sekolah.

(Tim Media SBMH)