“Usia tua bukanlah penyakit. Usia tua adalah kekuatan dan kelangsungan hidup, kejayaan atas segala macam perubahan dan kekecewaan, cobaan dan rasa sakit.”
– Maggie Kuhn
Di Indonesia, tak jarang melihat lansia yang berkedudukan sebagai anggota dalam unit rumah tangga. Walaupun negara maju memiliki budaya di mana lansia kerap tinggal dalam nursing home, pada umumnyalansia di Indonesia hidup bersama dengan anaknya. Lansia merupakan pilar penting dari unit keluarga. Seumpama akar pohon, keberadaan mereka memperkokoh unit keluarga. Merekalah yang melestarikan nilai-nilai tradisional dan kultural yang ada dalam setiap komunitas. Sebagai orang yang berpengalaman, mereka dapat memberikan nasihat kepada generasi muda dalam keluarga mereka. Pengasuhan oleh kakek dan nenek dapat memiliki dampak positif pada anak-anak, serta menyediakan lingkungan yang aman dan penuh kasih sayang.
Sayangnya, usia tidak hanya membawa pengalaman, tetapi juga menaikkan risiko munculnya gangguan kesehatan. Semakin tua usia seseorang, semakin sulit bagi tubuhnya untuk mempertahankan kondisi tubuh yang sehat secara jasmani dan rohani. Kondisi yang kerap muncul di usia tua antara lain gangguan pendengaran, katarak mata, nyeri punggung dan leher, osteoporosis, diabetes, penyakit kardiovaskular, hingga stroke dan demensia. Setiap gangguan kesehatan ini dapat berdampak negatif pada kualitas hidup seorang lansia. Mereka dapat mengalami kesulitan dalam keberfungsian sehari-hari seperti menggunakan WC, mandi, memasak, dan lain-lain. Oleh karena itu, mereka membutuhkan bantuan dari orang lain.
Tentu saja, memberi dukungan kepada lansia dalam keluarga bukanlah hal yang mudah, terutama ketika Anda sibuk dengan kerja atau tanggung jawab lain. Schulz et al. (2020) menyatakan bahwa beberapa dampak negatif dari perawatan lansia dalam keluarga adalah sebagai berikut:
1. Stres psikologis
Orang yang mengambil peran sebagai perawat lansia dapat mengalami peningkatan dalam stres psikologis, karena cenderung mengabaikan kesehatannya sendiri saat merawat sang lansia. Perawat yang terlalu sibuk memikirkan kondisi lansia akan lupa untuk beristirahat yang cukup. Lebih parah lagi, stres ini dapat berkembang menjadi gangguan kecemasan dan depresi apabila tidak ditangani.
2. Penurunan kesehatan fisik
Selain menyebabkan stres psikologis, perawatan lansia juga dapat menimbulkan masalah kesehatan fisik pada sang perawat. Stres yang bersifat kronis atau terus-menerus akan berdampak pada kesehatan fisik, seperti menurunkan keberfungsian sehari-hari dan melemahkan sistem imunitas (Capistrant, 2016).
3. Hubungan sosial
Perawatan lansia merupakan komitmen yang besar dan memakan waktu yang banyak. Oleh karena itu, individu yang merawat anggota keluarga lansia terkadang mengalami kesulitan dalam mempertahankan hubungan sosial dengan orang lain. Sang perawat dapat merasa kesepian dan terjebak dalam perannya. Selain itu, hal ini juga dapat memperburuk interaksi antara perawat dan lansia.
4. Produktivitas di tempat kerja
Sama seperti hubungan sosial, kinerja individu di tempat kerja juga cenderung menurun apabila seseorang harus merawat orang lansia dalam keluarga. Saat kinerja menurun, peluang individu mendapat promosi kerja akan menurun, dan terkadang perawat akan memilih untuk mengurangi jam kerjanya. Dalam skenario tersebut, penghasilan yang diperoleh akan berkurang. Padahal, penghasilan ini penting untuk menyediakan dukungan untuk lansia yang dirawat.
Dengan banyaknya dampak negatif dari perawatan lansia yang sudah dibahas di atas, maka tidak heran apabila Anda merasa cemas atau takut. Anda mungkin merasa bingung harus mulai dari mana, atau bingung mencari cara untuk menawarkan bantuan kepada lansia tersebut. Berikut beberapa tips yang dapat membantu Anda dalam merawat lansia dalam keluarga:
1. Pahami situasi sang lansia
Rencana yang matang dapat membantu Anda ketika merawat anggota keluarga yang sudah lanjut usia. Untuk itu, ada baiknya menilai keadaan mereka dalam kehidupan sehari-hari. Berikut adalah beberapa pertanyaan yang dapat membantu Anda memahami situasi dengan lebih baik:
Dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, Anda akan memiliki gambaran yang lebih baik tentang cara merawat lansia dalam keluarga Anda.
2. Libatkan seluruh anggota keluarga
Merawat anggota keluarga yang sudah lanjut usia tidak mudah, dan satu orang belum tentu memiliki semua keterampilan yang diperlukan untuk melakukannya. Berikut beberapa tugas perawatan lansia menurut Schulz et al. (2020):
Dengan keragaman tugas ini, Anda dapat melibatkan seluruh anggota keluarga Anda. Bagikan tugas kepada mereka sesuai dengan kemampuan masing-masing. Orang dewasa dapat mengemudi, mengatur janji dengan dokter, mengurus obat-obatan yang dibutuhkan, dan sebagainya. Remaja dapat membantu dalam memasak, membersihkan rumah, dan melakukan tugas-tugas sederhana lainnya. Terakhir, anak-anak kecil dapat membantu dalam aspek mental dan emosional dengan cara menemani, mendengarkan, dan bermain dengan sang lansia.
3. Jangan lupa untuk berdiskusi dengan sang lansia
Saat seseorang menginjak usia lanjut, ia mungkin merasa hilang kendali atas berbagai aspek dalam kehidupannya. Oleh karena itu, penting untuk melakukan diskusi dengan sang lansia saat merencanakan perawatan mereka. Jelaskan pilihan-pilihan apa saja yang tersedia, dan mintalah mereka untuk berkomunikasi dengan Anda. Terkadang, mereka mungkin menolak tawaran bantuan dan justru bersikeras bahwa mereka masih mampu melakukan kegiatan sehari-hari tanpa dibantu. Untuk alasan ini, Anda sebaiknya bersikap terbuka, sabar, dan siap untuk berkompromi.
4. Berikan mereka kesempatan untuk tetap aktif
Aktivitas fisik dan mental memiliki peran yang penting dalam menjaga kesehatan seorang lansia. Apabila sang lansia masih mampu melakukan olahraga ringan, maka ajak mereka berjalan-jalan, yoga, atau melakukan peregangan tubuh. Selain itu, Anda dapat mengajak mereka bepergian dengan seluruh keluarga. Ini memberikan mereka kesempatan untuk meninggalkan rumah dan menghabiskan waktu bersama dengan anggota keluarga mereka. Selain itu, berusahalah untuk melakukan percakapan dengan mereka agar mereka tetap aktif dan terlibat secara mental.
5. Buatlah lingkungan rumah yang lebih aman dan nyaman
Salah satu cara Anda dapat meningkatkan kesejahteraan lansia dalam keluarga Anda adalah dengan meminimalkan risiko terjadinya cedera. Berikut adalah beberapa modifikasi yang dapat Anda lakukan untuk mewujudkan lingkungan rumah yang lebih aman dan nyaman bagi lansia:
Semua langkah-langkah ini dapat membantu Anda untuk mencegah terjadinya cedera parah pada lansia Anda. Selain itu, lingkungan yang lebih nyaman akan membuat sang lansia lebih senang berada di rumah.
6. Pertimbangkan opsi lain untuk perawatan lansia
Apabila keadaan finansial Anda memungkinkannya, Anda dapat mempertimbangkan opsi-opsi lain untuk meringankan beban dari perawatan lansia. Beberapa opsi tersebut adalah caregiverlansia, dokter spesialis geriatri, atau rumah hunian lansia. Anda dapat memperoleh banyak manfaat dari layanan seorang ahli yang berpengalaman. Tentu saja, apabila Anda tertarik menggunakan layanan-layanan tersebut, diskusikanlah terlebih dahulu dengan anggota keluarga lain, terutama lansia yang terlibat.
Itulah beberapa tips yang dapat membantu Anda dalam merawat anggota keluarga yang sudah lanjut usia. Perawatan lansia terlihat seperti tugas yang menakutkan, terutama bagi mereka yang kurang berpengalaman. Namun, dengan memperhatikan situasi dengan baik-baik dan berkomunikasi secara terbuka dengan seluruh keluarga, Anda dapat membuat rencana yang komprehensif untuk menjaga kesejahteraan lansia secara bersama-sama.
Penulis: Arozza Tabina Sahlan
Penyunting: Nadia Eka Rahmayanti
Referensi
Capistrant, B. D. (2016). Caregiving for Older Adults and the Caregivers’ Health: an Epidemiologic Review. Current Epidemiology Reports, 3(1), 72–80. doi:10.1007/s40471-016-0064-x
Chow, C. (2021). 7 steps to take when aging parents need help. DailyCaring. Retrieved November 4, 2022, from https://dailycaring.com/7-steps-to-take-when-aging-parents-need-help/
Schulz, R., Beach, S. R., Czaja, S. J., Martire, L. M., & Monin, J. K. (2020). Family caregiving for older adults. Annual review of psychology, 71, 635.
NIH National Institute on Aging. (2017). How to share caregiving responsibilities with family members. National Institute on Aging. Retrieved November 5, 2022, from https://www.nia.nih.gov/health/how-share-caregiving-responsibilities-family-members
Copyright 2021 Gerakan Indonesia Beradab. All Right Reserved