Menuju Peradaban Indonesia yang Tinggi dan Mulia

Tolak Pemberian Kontrasepsi untuk Remaja dan Pelajar, Gerakan Indonesia Beradab Sambangi Komisi IX DPR RI

September 10, 2024


Edisi.co.id, Jakarta – Puluhan perwakilan Organisasi Masa (Ormas) yang tergabung didalam Gerakan Indonesia Beradab (GIB) melakukan Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Komisi IX DPR RI, Senin (9/9/2024). Hal ini untuk menyampaikan Pernyataan Sikap Menolak atas pasal 103 PP No. 28 Thn 2024 terkait Penyediaan Alat Kontrasepsi bagi Anak Sekolah dan Remaja.

Ketua Umum Presedium Gerakan Indonesia Beradab (GIB) Prof. Ketua Umum Presedium Gerakan Indonesia Beradab (GIB) Dr. Bagus Riyono dihadapan perwakilan Komisi IX DPR RI menyampiakan, kami sangat menolak wacana pemerintah yang akan memberikan kondom kepada anak sekolah dan remaja.

“Selain itu, kami juga mempertanyakan PP No. 28 Tahun 2024 arahnya kemana? Apakah pemerintah memilik agenda berprilaku seks bebas. Atau ini sesuatu keteledoran yang perlu kita koreksi bersama,” tanya Bagus lebih lanjut.

Ia menambahkan, setelah kita kaji, kami menilai, pemberian alat kontrasepsi arahnya memberikan ruang kebebasan seksual kepada remaja Indonesia.

“Secara hukum, kami temukan beberapa pasal yang tidak tepat. Dan ada beberapa pasal yang memberikan peluang perilau seks bebas. Hal ini terkait pemberian alat kontrasepsi yang kemudian bisa meningkat kepada aborsi dikalangan remaja,” ungkap dia.

Kami memohon, kepada pemerintah agar menyadari dampak dari pemberian alat kontrasepsi kepada anak sekolah dan remaja.

Menurutnya, alat kontrasepsi bukan untuk mencegah kesehatan. Tetapi untuk mencegah kehamilan.

“Justru pembagian alat kontrasepsi kepada remaja memiliki dampak remaja tersebut akan lebih cenderung mencoba alat tersebut,” tegas Dr. Bagus.

Sekali lagi, kami menilai, ini adalah satu bentuk propaganda untuk melakukan seks bebas.

Sementara, Dr. Dewi Inong Irana, SpKK, menjelaskan, dari data yang kami miliki sekarang HIV AIDS Indonesia di Asean menduduki peringkat paling tinggi.

Dr. Inong yang telah berpraktek 30 tahun lebih megurus penyakit kulit dan kelamin ini menegaskan, penjualan kondom dengan bebas minta bisa dihentikan.

“Saya meminta penjualan kondom di swalayan di stop. Karena pemakainya merasa dengan menggunakan kondom mereka sudah merasa aman dari penytakit menular. Padahal itu hal itu tidak benar sama sekali,” tambah dokter Inong.

Menurutnya, kondom masih memiliki pori-pori yang bisa menularkan penyakit. Kondom itu hanya menjaring supaya sperma tidak keluar (agar tidak hamil).

“Dijual di minimarket saja kami tidak setuju. Apalagi ini, kok dibagikan gratis kepada remaja dan anak anak sekolah,” imbuhnya.

Terakhir, kata Dr. Inong, membeli kondom harus di apotek dan kalau beli harus menunjukkan KTP bahwa sudah menikah. Hal ini untuk mencegah seks bebas dan mencega penyakit menular yang mengerikan.

Berikut data-data ormas yang hadir RDPU dengan Komisi IX DPR RI.

1. Sahabat Perdaban Bangsa.
2. Gerakan Indonesia Beradab.
3. KNPK Indonesia.
4. Wanita Al Irsyad
5. Muslimat Dewan Dakwah
6. Wanita PUI
7. Wanita Islam
8. Aila Indonesia
9. Persistri
10. Forhati
11. ALPPIND
12. Hidayatullah
13. Mushida
14. Salimah
15. BMIWI
16. PERAK

Sumber : https://www.edisi.co.id/berita/9713511026/tolak-pemberian-kontrasepsi-untuk-remaja-dan-pelajar-gerakan-indonesia-beradab-sambangi-komisi-ix-dpr-ri?page=2