Dalam kehidupan sehari-hari, setiap orang senantiasa berharap semua akan terwujud sesuai dengan yang diinginkan. Ketika hal tersebut tidak terwujud, seringkali akan menimbulkan kekecewaan, perasaan tidak tenang hingga stres yang dapat mengganggu kehidupan seseorang. Di ranah keluarga pun demikian. Seringkali orang tua berharap kepada anak beberapa hal yang sulit bahkan tidak dapat diwujudkan oleh sang anak, atau justru sang anak bertindak tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh orang tua. Begitu pun sebaliknya, ketika seorang anak memiliki sebuah harapan, namun orang tua salah ataupun merespons tidak sesuai dengan harapan sang anak, nantinya akan menimbulkan konflik yang berujung ketidakharmonisan dalam keluarga tersebut. Pada umumnya, jika terjadi konflik di dalam sebuah keluarga, yang dituntut untuk meminta maaf adalah sang anak karena dianggap sebagai sumber permasalahan.
Ketika di dalam sebuah keluarga terjadi sebuah konflik, alangkah lebih baiknya apabila semua anggota keluarga menghadapi dengan “kepala dingin” dan memperhatikan serta mempertimbangkan segala tindakannya yang memungkinkan akan berdampak pada semua anggota keluarga tersebut. Lalu, apa manfaat ketika orang tua mau untuk memulai meminta maaf kepada anaknya, baik ketika orang tua tersebut melakukan kesalahan maupun ketika sang anak tidak menuruti/melakukan sesuatu sesuai yang diharapkan oleh orang tua?
Setidaknya ada 7 manfaat ketika orang tua memulai untuk meminta maaf kepada sang anak, yaitu:
Referensi
Clay, Z., Over, H., & Tennie, C. (2018). What drives young children to overimitate? Investigating the effects of age, context, action type, and transitivity. Journal of Experimental Child Psychology, 166, 520–534. https://doi.org/10.1016/j.jecp.2017.09.008
Ely, R., & Gleason, J. B. (2006). I’m sorry I said that: Apologies in young children’s discourse. Journal of Child Language, 33(3), 599–620. https://doi.org/10.1017/S0305000906007446
Smith, C. E., Noh, J. Y., Rizzo, M. T., & Harris, P. L. (2016). When and why parents prompt their children to apologize: The roles of transgression type and parenting style. Journal of Family Studies, 23(1), 38–61. https://doi.org/10.1080/13229400.2016.1176588
Department of Education and Early Childhood Development – State of Victoria. (2009). Addressing parents’ concerns and complaints effectively: Policy and guides (ISBN 978-0-7594-0540-0).
Smith, C. E., Chen, D., & Harris, P. L. (2010). When the happy victimizer says sorry: Children’s understanding of apology and emotion. British Journal of Developmental Psychology, 28(4), 727–746. https://doi.org/10.1348/026151009X475343
Idaho Youth Ranch. (2020). 3 reasons apologizing to your child is important. Retrieved from https://www.youthranch.org/blog/being-human
Haslip, M. J., Allen-Handy, A., & Donaldson, L. (2019). How do children and teachers demonstrate love, kindness, and forgiveness? Findings from an early childhood strength-spotting intervention. Early Childhood Education Journal, 47(4), 531–547. https://doi.org/10.1007/s10643-019-00951-7
Penulis: Muhamad Machbub Aozai, M.Psi, Psikolog. / LAKI
Penyunting: Lu’luul Jannah, S.Psi. / LAKI
Sumber gambar: Freepik
Copyright 2021 Gerakan Indonesia Beradab. All Right Reserved