Menuju Peradaban Indonesia yang Tinggi dan Mulia

Aksi Nyata Lembaga Advokasi Keluarga Indonesia (LAKI) Wujudkan Keluarga Indonesia Tangguh

September 2, 2022


Lembaga Advokasi Keluarga Indonesia (LAKI) merupakan lembaga advokasi dan pendampingan psikologis di bawah Gerakan Indonesia Beradab (GIB). Berfokus pada ketahanan keluarga di Indonesia, LAKI berkomitmen untuk membentuk kolaborasi, aksi, dan berinteraksi secara langsung dengan masyarakat. Berbagai program advokasi keluarga telah LAKI wujudkan dalam rangka membentuk keluarga tangguh di Indonesia, salah satunya melalui workshop dan diskusi bertajuk “Family Resilience”.

Berkolaborasi dengan Tutur Mama dan Corps Dakwah Masjid Syuhada (CDMS), Lembaga Advokasi Keluarga Indonesia (LAKI) telah sukses menyelenggarakan workshop dan diskusi “Family Resilience” pada hari Rabu, 24 Agustus 2022 pukul 08.00–09.30 WIB. Acara ini merupakan kegiatan kolaborasi pertama kali selama pandemi bagi ketiga belah pihak. Acara ini diselenggarakan di Ruang Utama Masjid Syuhada, Jalan I Dewa Nyoman Oka No. 13, Kotabaru, Kecamatan Gondomanan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Selain itu, acara ini juga disiarkan secara langsung melalui platform YouTube Tuturmama dan CDMS Syuhada serta Instagram tuturmama.id dan cdmssyuhada.

Workshop dan diskusi “Family Resilience” diawali dengan pembukaan oleh MC dan dilanjutkan pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an. Sesi selanjutnya adalah penyampaian materi dari narasumber. Kegiatan yang mengangkat tema keluarga ini menghadirkan Dr. Phil. Emi Zulaifah, M.Sc. sebagai narasumber pada pagi hari itu. Sejalan dengan salah satu kolaborator LAKI, yaitu Tutur Mama yang berarti curahan hati seorang ibu, tema keluarga dipilih karena sebagian besar curahan hati berasal dari masalah keluarga yang dampaknya bermacam-macam dan dapat merambah ke berbagai hal. Hubungan suami-istri yang komunikasinya tidak sehat dan hubungan orang tua dengan anak yang tidak sehat merupakan beberapa contoh dari masalah keluarga.

“Ditambah pasca pandemi banyak keluarga yang berantakan ya, dari segi ekonomi, kesehatan, komunikasi, dan masih banyak lainnya,” tambah Arri Yandhani selaku Kepala Divisi Media dan Komunikasi Tutur Mama.

Uniknya, kegiatan ini dikemas tidak hanya sebatas workshop, tetapi dihadirkan pula sesi diskusi agar peserta lebih memahami materi yang disampaikan. “Apalagi tadi temanya sebagian mungkin masih merasa asing sehingga dibuat kelompok-kelompok diskusi agar yang belum paham, apakah keluarga baik-baik saja atau ada kesulitan, itu punya kemampuan untuk bangkit atau mengelola permasalahan itu,” ujar Arri. Mendukung hal tersebut, salah satu peserta menyampaikan kesannya, “bagus acaranya terus ada simulasinya, ada studi kasus pemecahan masalah. Biasanya kan kita hanya dengerin aja, jadi ngantuknya ilang.”

Kegiatan yang dihadiri oleh sekitar 100 pengunjung dari jama’ah rutin Masjid Syuhada dan Al-Hijrah ini berjalan dengan lancar dan mendapat sambutan baik dari peserta. Peserta pun terlihat antusias mengikuti diskusi pada pagi hari itu.

“Pertama, memang topiknya bagus karena memang permasalahan dalam keluarga apalagi berkaitan dengan yang terdampak kemiskinan dan sebagainya,” ujar Bu Erna, salah satu peserta diskusi Family Resilience. Selain itu, peserta lain juga menambahkan bahwa mereka mendapat banyak ilmu dari acara tersebut.

Tidak selesai sampai disitu, kegiatan ini dilanjutkan dengan sesi konsultasi gratis bersama tim relawan dari Lembaga Advokasi Keluarga Indonesia (LAKI). Kegiatan konsultasi dibagi ke dalam dua sesi, yaitu sesi pagi dan sore hari. Pengunjung gratis berkonsultasi tentang permasalahan keluarga dengan Tim LAKI di area Masjid Syuhada.

Dalam menyelenggarakan acara ini, pihak Tutur Mama sempat menghadapi kendala terkait publikasi ke masyarakat. “Masyarakat sebenarnya butuh hal-hal seperti ini, edukasi, konseling, tapi mereka merasa baik-baik saja dan tabu. Ada yang berpikir itu aib keluarga, kenapa saya harus menceritakan kepada orang lain? Hal-hal seperti itu yang harus kita sampaikan kita pasti butuh, kita semua keluarga pasti butuh, mereka (hanya) belum paham kapan butuhnya,” ujar Kepala Divisi Media dan Komunikasi Tutur Mama.

Melalui kegiatan ini, Tutur Mama berharap bahwa mereka tidak hanya memberikan edukasi secara keilmuan, tetapi juga memberikan dukungan dari berbagai segi kehidupan. Selain itu, masyarakat diharapkan agar sadar untuk mencari informasi dan berbenah untuk menjadi keluarga yang baik. Dalam mewujudkan hal ini, Tutur Mama berharap untuk bisa berkolaborasi dengan berbagai pihak, salah satunya adalah Lembaga Advokasi Keluarga Indonesia (LAKI).

Penulis: Novidya Sekar/LAKI

Editor: Alifah Nur Istiqomah/LAKI