“Siapa pun bisa menjadi ayah, tetapi dibutuhkan seseorang yang istimewa untuk menjadi ayah. Itulah mengapa saya memanggilmu ayah karena kamu begitu istimewa bagiku.” — Wage Boggs
Pengasuhan yang sehat adalah pengasuhan yang melibatkan partisipasi aktif dari ibu dan ayah. Kedua orang tua terlibat dalam pengembangan etika atau moral, tanggung jawab, kemandirian, dan kedisiplinan anak. Keterlibatan ibu lebih besar dalam memberikan pengasuhan, persahabatan, dan perkembangan emosional. Selain itu, ibu juga lebih terlibat dalam fungsi ekspresif, urusan akademik, atau pekerjaan rumah daripada ayah. Perbedaan peran antara ibu dan ayah bukan suatu hal yang mutlak terjadi karena sebaiknya kedua orang tua saling membantu dalam mengasuh buah hati. Meskipun demikian, tahukah Anda bahwa banyak ayah yang saat ini turut berkontribusi dalam mengasuh anaknya?
Saat ini, peran ayah tidak lagi terbatas pada masalah keuangan, tetapi juga membantu anak-anak berkembang secara emosional, psikologis, dan fisik. Peran sebagai orang tua berubah karena adanya tren yang berbeda dalam ekonomi dan peran dalam pengasuhan. Dua hingga tiga ratus tahun yang lalu, ayah berperan sebagai pembawa nilai-nilai moral dan pendidikan agama kepada anaknya. Namun demikian, industrialisasi dan urbanisasi hadir sebagai sumber utama pekerjaan yang membuat ayah jauh dari kehidupan rumah tangga dan keluarga. Beberapa dekade terakhir, perubahan peran ekonomi perempuan telah berdampak pada peran ayah. Ayah mulai mengambil peran yang berbeda dari generasi sebelumnya. Ayah menjadi cenderung berpartisipasi dalam kehidupan sang buah hati.
Pernahkah Anda bertanya-tanya, “Apa peran yang bisa saya lakukan untuk berkontribusi dalam mengasuh anak?” Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menjelaskan bahwa terdapat lima peran penting seorang ayah dalam mengasuh dan mendidik anak menurut Fogarty dan Evans. Lima peran tersebut adalah partisipator atau pemecah masalah, teman bermain, pembimbing prinsip, penyedia, dan penyiap.
Sungguh bahagia bagi sang buah hati apabila ada sosok yang membantu dan menjadi inspirasinya dalam memecahkan masalah, terlebih lagi jika sosok itu adalah ayahnya. Memecahkan masalah bersama ayah bukanlah sekadar urusan teknis belaka, melainkan ada kasih sayang yang tercurahkan di dalamnya. Ayah dapat memanfaatkan momen ini untuk mendekati, menanamkan nilai-nilai baik dan kemandirian, serta mengajarkan membuat keputusan dan bertanggung jawab atas keputusan itu pada anaknya. Peran yang ideal adalah ketika seorang ayah mampu mendeteksi dan mendampingi permasalahan anak sejak awal. Meskipun demikian, terkadang ayah terlambat untuk terlibat dalam pemecahan masalah atau ayah baru terlibat ketika permasalahan sudah serius. Hal ini merupakan salah satu peran yang kurang sehat.
Bermain merupakan salah satu kegiatan yang bisa menjadi sarana pembelajaran bagi anak. Melalui kegiatan ini, ayah bisa menanamkan nilai-nilai baik, kepercayaan, dan kemandirian untuk sang buah hati. Selain itu, ayah juga bisa melengkapi aspek fisik anak melalui permainan, misalnya kejar-kejaran. Kegiatan ini menjadi sarana bagi ayah untuk belajar banyak hal terkait sang buah hati; menyelami pikiran, perasaan, dan harapan buah hati; serta membangun ikatan emosi positif dengannya.
Ayah berperan untuk mengajarkan tentang perilaku yang diharapkan secara sosial sehingga anak akan terbantu untuk mempelajari perbedaan hal yang benar dan salah. Selain itu, anak juga belajar untuk memahami akibat dari perilakunya. Ayah diharapkan dapat memberikan bimbingan yang kolaboratif atau melibatkan kedua belah pihak, yaitu ayah dan anak. Sebagai contoh, anak diberikan kesempatan untuk berpendapat, kemudian ayah bisa mengajaknya untuk berdiskusi atau memberi perintah.
Seorang ayah merupakan penyedia keperluan keluarga, seperti tempat tinggal, makanan, dan pakaian bagi keluarganya. Tidak hanya itu, ayah juga diharapkan mampu menjadi penyedia pengasuhan bagi buah hatinya.
Ayah perlu berkontribusi dalam menyiapkan anaknya untuk menghadapi tantangan kehidupan. Ayah bisa mengajak buah hati untuk berdiskusi tentang nilai moral dan perilaku yang sepatutnya dilakukan. Hal ini akan membawa kedekatan bagi ayah dan anak. Anak juga dapat meneladani dan menjadikannya inspirasi ketika menjadi orang tua di kemudian hari.
Berbicara tentang keterlibatan ayah dalam pengasuhan, kerap kali kita terfokus pada manfaat yang diterima oleh sang buah hati. Anak yang menerima lebih banyak cinta dari ayahnya cenderung terhindar dari penyalahgunaan zat berbahaya. Keterlibatan dan kasih sayang yang diberikan oleh sosok ayah juga membantu meningkatkan perkembangan fungsi sosial, emosional, dan kognitif anaknya. Dalam aspek psikologis dan emosional, keterlibatan ayah ketika anaknya masih bayi menjadi saat yang paling kuat dalam mempengaruhi perilaku anak di kemudian hari. Alih-alih jumlah waktu ayah terlibat dalam pengasuhan anak ketika bayi, terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan dan akan berdampak pada perilaku positif pada anak di kemudian hari. Tiga hal tersebut adalah cara ayah melihat diri mereka sebagai orang tua, cara ayah menghargai peran sebagai orang tua, dan cara ayah menyesuaikan diri dengan peran barunya. Adapun interaksi yang baik antara ayah dan anak dapat membuat anak merasa senang dan memiliki kepercayaan diri. Dengan demikian, kualitas interaksi yang baik antara ayah dan anak dapat meningkatkan perkembangan emosional dan sosial anaknya.
Tidak hanya untuk anak, ternyata keterlibatan ayah dalam pengasuhan juga membawa manfaat untuk anggota keluarga yang lain. Bagi ayah sendiri, keterlibatan itu membuat dirinya lebih bahagia dan sehat. Ketika ayah membangun hubungan yang kuat dengan sang buah hati atau dengan anggota keluarga yang lain, ayah juga mendapat perhatian dan dukungan dari mereka. Bagi ibu, keterlibatan seorang ayah dalam pengasuhan akan memberikan mereka lebih banyak waktu luang, tingkat depresi pasca persalinan yang lebih rendah, serta kualitas hubungan antarpasangan yang lebih baik. Keterlibatan sosok ayah dalam pengasuhan membawa keharmonisan bagi keluarga. Selain itu, komunikasi yang lebih baik antara ayah dan anggota keluarga yang lain juga terbentuk. Keterlibatan ini juga memberikan rasa komitmen yang lebih besar terhadap keluarga.
Sejatinya, ayah merupakan salah satu sosok penting dalam keluarga. Tidak hanya mencari nafkah, ayah juga diharapkan dapat berkontribusi dalam pengasuhan buah hati. Melihat begitu banyaknya manfaat yang diperoleh dari keterlibatan ayah dalam pengasuhan, alangkah lebih baik apabila ayah dapat meluangkan waktu dan mencurahkan kasih sayangnya kepada sang buah hati. Ingat, tidak ada kata terlambat bagi ayah untuk hadir dan turut berperan dalam mengasuh anak.
Penulis: Novidya Sekar Kinanti
Penyunting: Nadia Eka Rahmayanti
Referensi
Afrooz, G. A., Asgharpour, H., & Kashani, F. L. (2021). The father’s role in parenting: A comparison of different cultures and psychological perspectives. Men’s Health Journal, 6(1), e1. https://doi.org/10.22037/mhj.v6i1.36795
American Psychological Association. (2009). The Changing Role of the Modern Day Father. https://www.apa.org/pi/families/resources/changing-father
Behson, S., & Robbins, N. (2016). The Effects of Involved Fatherhood on Families, and How Fathers can be Supported both at the Workplace and in the Home. Diakses melalui https://www.un.org/esa/socdev/family/docs/egm16/BehsonRobbins.pdf
Brown, C. A., Fagan, J., Freedman, A., DeMarchis, J., & Cherson, M. J. (2015). Fathers Facts Seventh Edition. National Fatherhood Initiative.
Dan Brennan, M. D. (2021, October 14). What Are a Father’s Roles and Responsibilities in Parenting? Diakses melalui https://www.medicinenet.com/fathers_roles_and_responsibilities_in_parenting/article.htm
Fogarty, K., & Evans, G. D. (2009). The hidden benefits of being an involved father. EDIS. DOI:10.32473/edis-he137-2005
Hasbi, M., Fatan, M., Purnomo, J. S., Maryana., Ngasmawi, M., Koesoemawardani, L., Mangunwibawa, A. A., & Jakino. (2020). Letaknya di Tangan Ayah. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Opondo, C., Redshaw, M., Savage-McGlynn, E., & Quigley, M. A. (2016). Father involvement in early child-rearing and behavioural outcomes in their pre-adolescent children: evidence from the ALSPAC UK birth cohort. BMJ Open, 6(11), e012034. https://doi.org/10.1136/bmjopen-2016-012034
Ratningsih, O., Saidah, R. A., Nurhayati, S., & WIdiastuti, N. (2021). Father parenting role in the child’s social-emotional development. Jurnal EMPOWERMENT, 10(1), 47-53. https://doi.org/10.22460/empowerment.v10i1p47-53.2130
Yeoh, S. H., & Woo, P. J. (2013). Parental involvement in child’s development: Father vs. mother. Open Journal of Medical Psychology, 2, 1-8. https://doi.org/10.4236/ojmp.2013.24B001
Copyright 2021 Gerakan Indonesia Beradab. All Right Reserved