Hidayatullah.com– Ketua Presidium Gerakan Indonesia Beradab (GIB), Bagus Riyono, mengaku prihatin dengan adanya warga negara asing (WNA) dalam setiap penggerebekan prostitusi penyuka sesama jenis atau homoseks yang terjadi di Indonesia.
Menurutnya, pesta homoseks makin marak sejak Amerika Serikat melegalkan perkawinan sejenis, yang kemudian banyak pihak melakukan propaganda secara terang-terangan.
“Euforia kelompok mereka sebetulnya mengkhawatirkan Indonesia yang punya Pancasila dan keberagamaan yang masih kuat,” ujarnya kepada hidayatullah.com Jakarta, Senin (09/10/2017).
Ketua Dewan Pakar Asosiasi Psikologi Islam ini menambahkan, penyebab masuknya WNA penyuka sesama jenis ke Indonesia bisa bermacam-macam.
Menurut Bagus, jika aturan terkait homoseksual di negara asalnya lebih bebas, kemungkinan pelaku berperilaku merasa seperti di negaranya. Tapi, jika negara asalnya lebih ketat soal homoseksual, sebetulnya itu menjadi indikator lemahnya hukum di Indonesia tentang homoseksual.
“Indonesia kayak tempat pelarian, dulu isu pedofil, ada orang asing juga,” paparnya.
Karenanya, terang Bagus, langkah kepolisian sangat penting untuk menegaskan bahwa hukum di Indonesia tidak mengakomodasi hal-hal menyimpang semacam itu.
“Maka, jika polisi tidak melakukan penindakan, dikhawatirkan akan banyak warga asing berperilaku menyimpang yang datang ke Indonesia,” tandasnya.
Sebelumnya, dalam penggerebekan prostisusi sesama jenis di sebuah tempat spa di kawasan Harmoni, Jakarta Pusat, polisi mengamankan 51 orang, 7 di antaranya merupakan warga negara asing (WNA). Dari tujuh WNA, 4 orang WNA asal China, 1 orang Singapura, 1 orang Thailand, dan 1 orang Malaysia.*
Rep: Yahya G Nasrullah
Editor: Muhammad Abdus Syakur
Sumber:
Copyright 2021 Gerakan Indonesia Beradab. All Right Reserved