Menuju Peradaban Indonesia yang Tinggi dan Mulia

“Jangan biarkan mereka sendiri”: Peran Keluarga dalam Mengatasi Kesepian pada Lansia

May 29, 2024


Pernahkah sahabat LAKI melihat di berita atau menjumpai secara langsung lansia yang hidup sebatang kara? Atau pernah melihat ada orang tua yang dititipkan ke panti jompo meskipun memiliki banyak anak yang sudah dewasa? Bagaimana perasaan orang tua setelah bersusah payah membesarkan anak mereka dan setelah mereka tua, justru anak-anak yang mereka besarkan tidak ingin merawat mereka? Mari kita mengulik bersama terkait lansia dan dinamika psikologisnya untuk lebih memahami mereka. 

Secara biologis, lansia mengalami penurunan, seperti penurunan sensorik dan motoriknya yang mengganggu aktivitas sehari-harinya. Penurunan fungsi fisik lansia menyebabkan masalah yang erat hubungannya dengan masalah psikologis, meliputi perasaan cemas, sedih, kesepian, mudah tersinggung, perasaan kehilangan, tidak adanya dukungan sosial dan hilangnya kesempatan dalam bekerja sehingga mengalami penurunan secara finansial (Suprapto, 2013). Bersamaan dengan itu kehilangan pasangan dan di beberapa kasus, mereka jauh dari anak atau keluarga mereka membuat lansia rawan mengalami kesepian, dan gangguan kesehatan mental yang lain. Oleh karena itu, lansia sangat membutuhkan dukungan, baik dari keluarga, pemerintah, maupun instansi swasta.

Salah satu permasalahan psikologis yang rentan dialami oleh lansia adalah kesepian. Kesepian merupakan kondisi emosional ketika seseorang merasa terisolasi dan kekurangan koneksi sosial yang bermakna. Pada lansia, kesepian sering kali terjadi akibat perubahan dalam kehidupan sosial dan kondisi fisik yang membatasi interaksi mereka dengan orang lain. Penyebab utama kesepian pada lansia antara lain adalah kehilangan pasangan hidup, penurunan mobilitas, pensiun, serta adanya penyakit dan disabilitas. Banyak lansia yang kehilangan pasangan hidupnya, menyebabkan mereka merasa kesepian karena kehilangan dukungan emosional yang signifikan. Selain itu, berhenti bekerja dapat menyebabkan hilangnya jaringan sosial dan aktivitas sehari-hari yang terstruktur. Ditambah lagi, kondisi kesehatan yang memburuk membuat lansia sulit berpartisipasi dalam kegiatan sosial.

Dampak kesepian pada lansia sangat serius, baik untuk kesehatan fisik maupun mental. Kesepian dapat memperburuk kondisi mental, menyebabkan depresi dan kecemasan yang parah. Lansia yang merasa kesepian cenderung mengalami penurunan kesehatan fisik lebih cepat, termasuk risiko penyakit jantung dan tekanan darah tinggi. Kesepian juga mengurangi kualitas hidup secara keseluruhan, membuat lansia merasa kurang berharga dan terisolasi.

Masalah kesepian pada lansia perlu mendapatkan perhatian yang serius, mengingat tingkat bunuh diri di kalangan lansia di Indonesia menunjukkan angka yang mengkhawatirkan. Menurut data dari World Health Organization, tingkat bunuh diri di kalangan lansia di Indonesia adalah yang tertinggi jika dibandingkan dengan kelompok usia lain. Pada tahun 2019, terdapat 5,36% kasus bunuh diri per 100.000 penduduk di usia 65-74 tahun, 9,03% di usia 75-84 tahun, dan mencapai 23,17% di atas usia 85 tahun (World Health Organization, 2024).

Akan tetapi, keluarga memiliki peran kunci dalam mengatasi kesepian pada lansia. Dukungan dari keluarga sangat penting untuk kesejahteraan lansia. Berikut beberapa cara keluarga bisa membantu.

  1. Memberikan Dukungan Emosional

Dukungan emosional sangat penting diberikan kepada lansia agar lansia tidak merasa tersisihkan. Dukungan yang bisa diberikan oleh keluarga dapat berupa mendengarkan dan berbicara dengan lansia secara rutin yang dapat membantu mereka merasa dihargai dan dicintai. Selain itu, jangan lupa juga untuk mengekspresikan rasa sayang kepada mereka.

  1. Mengajak Beraktivitas Sosial

Mengajak lansia berpartisipasi dalam kegiatan keluarga atau komunitas dapat meningkatkan interaksi sosial mereka. Ikut berpartisipasi secara aktif di lingkungan sosial dapat membantu mengurangi kesepian pada lansia (Pettigrew & Roberts, 2008; Choi & DiNitto, 2015; Azwan dkk., 2015). 

  1. Membantu dalam Aktivitas Sehari-hari

Membantu lansia dengan tugas-tugas sehari-hari dapat membuat mereka merasa lebih mandiri dan tidak terisolasi.

  1. Menggunakan Teknologi

Membantu lansia dalam menggunakan teknologi, seperti telepon pintar atau tablet dapat membuat mereka tetap terhubung dengan teman dan keluarga dari jarak jauh. Hal ini dapat membantu komunikasi yang lebih rutin antara lansia dengan keluarga ataupun teman-temannya.

  1. Mengatur Kunjungan Rutin

Mengatur jadwal kunjungan rutin dari anggota keluarga juga bisa membantu lansia agar tidak merasa kesepian. Bukan hanya rutin atau tidaknya kunjungan tetapi perlu diperhatikan kualitas waktu kebersamaan yang dihabiskan seperti saling berbagi perasaan, kesulitan, keresahan, dan lain-lain. Waktu kunjungan dapat menjadi momen yang sangat dinantikan lansia karena bisa membuat mereka merasa diperhatikan.

Kesepian pada lansia adalah masalah serius yang memerlukan perhatian khusus. Dengan dukungan yang tepat dari keluarga, lansia dapat merasa lebih terhubung dan berharga. Dukungan emosional dan sosial dari keluarga sangat penting dalam mengurangi kesepian dan meningkatkan kualitas hidup lansia. Oleh karena itu, mari jangan biarkan mereka sendiri.

Referensi:

Azwan, Herlina, & Karim, D. ’. (2015). Hubungan dukungan sosial teman sebaya dengan kualitas hidup lansia di panti sosial tresna werdha. Jurnal Online Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau, 2(2), 962–970. 

Choi, N. G., & DiNitto, D. M. (2015). Depressive symptoms among older adults who do not drive: association with mobility resources and perceived transportation barriers. TheGerontologist, 56(3), 432–443. https://doi.org/10.1093/geront/gnu116

Pettigrew, S., & Roberts, M. (2008). Addressing loneliness in later life. Aging and Mental Health/Aging & Mental Health, 12(3), 302–309. https://doi.org/10.1080/13607860802121084

Suprapto, H. U. (2013). Konseling logoterapi untuk meningkatkan kebermaknaan hidup lansia. Psychological Journal: Science and Practice, 1(2). 

World Health Organization. (2024.). Suicide rate estimates, crude, 10-year age groupsEstimates by country. https://apps.who.int/gho/data/node.main.MHSUICIDE10YEARAGEGROUPS?lang=en

Penulis : Alif Akbar Rifai

Editor : Lu’luul Jannah

Penyunting Bahasa : Nur Rohmah Itsnaini

Sumber Gambar : BBG/Freepik.com