LAKI-GIB bekerja sama dengan FPSB UII melakukan training khusus untuk Relawan Langit dari Team Mental Care for Peaceful Land. Rumah teduh sendiri merupakan rumah singgah yang memberikan tempat tinggal bagi para pasien dhuafa yang sakit keras serta keluarganya. Rumah Teduh terus berusaha memberikan kebermanfaatan kepada masyarakat yang diiringi dengan semangat untuk mempelajari psikologi Islam hingga pertolongan pertama psikologis. Training khusus ini bertemakan “Kesehatan Jiwa dalam Perspektif Psikologi Islam”.
Mental Care Trip diikuti oleh Founder Rumah Teduh Sahabat Iin yaitu Iraningsih Achsien atau akrab disapa teh Iin, Ketua Yayasan Rumah Teduh yaitu Madha Fitria Ramadhani, Relawan Langit Mental Care yaitu Siti Maesaroh, Dian Nurhadiana, Nurul Aini Sumarno, Wardah Azzahra, Sopia Budiyanto, Fhabian Putra Nugraha, Fesano Andrianto, dan Indra Purnama. Training ini berlangsung pada tanggal 13 sampai dengan 15 Januari 2022, berlokasi di Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Kampus UII, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Training Rumah Teduh Sahabat Iin Bandung dimulai pada tanggal 13 Januari 2022 dengan materi Psikologi Islam dan Psychological Fisrt Aid. Materi “Psikologi Islam” disampaikan oleh Dr. Bagus Riyono, M.A., Psikolog. Suasana haru menjadi momen yang tidak terlupakan oleh setiap relawan yang menghadiri kegiatan tersebut. Psikologi Islam diharapkan bisa lebih masif disampaikan di tengah perkembangan keilmuwan psikologi. Bagus Riyono memulai penjelasan psikologi Islam dengan menyampaikan pentingnya Tassawur (peta konseptual) sebagai pondasi dari Tassarruf (Aplikasi). Kualitas Tassarruf ditentukan oleh kualitas Tasawwur, oleh karena itu sebelum melakukan sesuatu haru mengkonstruksi konsepnya dengan kokoh terlebih dahulu. Bagus Riyono pun menjelaskan dinamika manusia yang memiliki potensi fujuur dan taqwa melalui The Theory of Nafs. Disinilah terdapat “freedom to choose” yang setiap manusia dapat memilih antara tazkia atau tadsia. Ketika manusia memilih pilihan yang salah dia masih memiliki kesempatan untuk mengoreksi dirinya karena “fredoom to choose”. Inilah yang disebut adanya “the cycle of repentance” atau siklus pertobatan.
Training Khusus untuk Rumah Teduh Sahabat Iin Bandung dilanjutkan dengan materi Psychological First Aid (PFA) yang disampaikan oleh Dr. Phil. Quratul Uyun. M. Si, Psikolog. Tiga hal penting dalam dalam PFA adalah look, listen, dan link. Relawan diingatkan kembali untuk tidak mengambil beban pasien dengan menyalahkan diri sendiri namun tetap memberikan empati dan menguatkan pasien. Setelah penyampaian materi tersebut dilanjutkan sesi tanya jawab dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh relawan Team Mental Care dari Rumah Teduh Sahabat Iin Bandung.
Teh Madha, salah satu Relawan Langit dari Team Mental Care, melontarkan pertanyaan kepada Quratul Uyun, yaitu bagaimana untuk menjaga kesehatan mental relawan mengingat relawan kerap bersinggungan dengan kondisi yang cukup mengguncang mental, karena setiap hari mereka mendengar ada pasien meninggal atau ketika berada dikondisi bencana alam. Quratul Uyun menjawab dengan mengingatkan kembali relawan untuk terus terkoneksi dengan Allah melalui ibadah keseharian dan agar relawan membangun lingkungan yang saling mendukung satu sama lain, seperti sholat berjamaah, doa bersama, dan lain sebagainya.
Rangkaian kajian khusus dilanjutkan dengan penyampaian materi dihari kedua dan ketiga. Dihari kedua dengan materi “Konseling dan Psikoterapi Islam” oleh Dr. Sus Budiharto, S. Psi., M. Si., Psikolog dan materi “Tazkia” oleh Dr. Bagus Riyono. Sedangkan dihari ketiga dengan materi “Terapi Taubat” oleh Dr. Phil. Quratul Uyun, M. Si., Psikolog dan materi “Psikologi Islam untuk Caregiver” oleh Dr. Phil Emi Zulaifah. Rangkaian training berlangsung kondusif dan disertai sharing pengalaman dari Rumah Teduh Sahabat Iin Bandung dalam mendampingi pasien, baik pasien dengan masalah kejiwaan atau pasien yang mengidap kanker.
Rangkaian Kajian Khusus Kesehatan Mental dalam Perspektif Psikologi Islam ditutup dengan penyampaian kesan pesan dan kebersyukuran atas terlaksananya kegiatan tersebut. Kebersyukuran disampaikan oleh Teh Iin “semoga ilmu yang kami dapat, setiap kebaikannya mengalir kesemua guru-guru”. Emi Zulaifah juga menyampaikan bahwa yang sedang dilakukan oleh Teh Iin dan Rumah Teduh adalah sesuatu yang dimulai oleh peradaban Islam dimasa lalu. Sehingga pendampingan dan kegiatan sosial yang dilakukan oleh Rumah Teduh Sahabat Iin merupakan semangat untuk mengembalikan peradaban Islam.
Copyright 2021 Gerakan Indonesia Beradab. All Right Reserved