Menuju Peradaban Indonesia yang Tinggi dan Mulia

LAKI Mengajak Kaum Muda untuk Memaknai Pernikahan Lebih Dalam

October 29, 2024


Tanggal 22 September 2024 lalu, Lembaga Advokasi Keluarga Indonesia menyelenggarakan webinar berjudul “Uncertainty in Marriage : Mengubah Pernikahan Menjadi Perjalanan Bermakna” yang dihadiri oleh 52 peserta dari berbagai kota. Webinar tersebut menghadirkan Radhiya Bustan, S.Psi., M.Sos.Sc sebagai pembicara. Beliau merupakan dosen psikologi Universitas Al-Azhar sekaligus praktisi konseling pernikahan. Webinar ini diselenggarakan oleh LAKI untuk merespon fenomena turunnya angka pernikahan dan menyebarnya tagar #marriageisscary di seluruh media sosial. Dalam sebuah wawancara singkat dengan kaum muda, LAKI menemukan salah satu alasan kaum muda memandang sebuah pernikahan menakutkan adalah adanya ketidakpastian, seperti apakah akan mendapat jodoh yang cocok, sesuai kriteria, tidak mengalami KDRT, dan sebagainya.

Dalam webinar ini, Radhiya Bustan menyampaikan bahwa ketidakpastian adalah hal yang pasti karena hal tersebut merupakan cobaan dalam hidup. Ketidakpastian pada satu sisi dapat menimbulkan kecemasan dan ketakutan, namun di sisi lain dapat menumbuhkan harapan untuk bisa mendapatkan jodoh yang terbaik menurut Allah dengan melakukan ikhtiar. Dengan begitu, kita juga dapat mempersiapkan diri sebelum bertemu dengan jodoh kita. Dalam webinar ini, Radhiya Bustan menjelaskan beberapa penyebab ketakutan dalam pernikahan yang dirasakan kaum muda belakangan ini hingga menjadi tren diantaranya adalah :

  1. Generalisasi, yaitu mengambil kesimpulan umum atas fakta-fakta yang ada. Contohnya “Semua laki-laki/perempuan itu sama”.
  2. Mengambil keputusan tanpa pertimbangan rasional.
  3. Fortune telling, contohnya memiliki anggapan keluarga yang dia bangun kelak tidak akan akur karena keluarga kecilnya juga tidak akur.
  4. Magnifikasi, yaitu membesarkan hal-hal kecil.
  5. Labeling, yaitu memberikan atribut tertentu pada calon pasangan seperti “Wah kalau budaya X dan budaya Y bersatu sepertinya nggak akan cocok.”
  6. Blaming¸yaitu menyalahkan diri sendiri terlalu berlebihan seperti “Mungkin ini adalah hukuman Allah terhadap saya. Saya nggak mungkin bisa mendapatkan jodoh yang terbaik.”

Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghadapi ketidakpastian dalam pernikahan, diantaranya :

  1. Membangun kepercayaan
  2. Meningkatkan kemampuan komunikasi
  3. Mencari bantuan pihak ketiga yang netral
  4. Membangun komunikasi terbuka
  5. Tidak mengumbar kehidupan pernikahan yang kurang baik ke khalayak ramai
  6. Selalu ingat untuk tidak melihat kepentingan secara pribadi, tetapi melihat kepentingan sebagai dua individu yang bersama.

Di samping itu, Radhiya Bustan juga menjelaskan cara-cara lain yang dapat dipraktikkan untuk mengatasi kekhawatiran dan ketidakpastian dalam pernikahan. Webinar selengkapnya dapat disaksikan pada link youtube berikut https://youtu.be/sWJSQtrUbQA?si=XHTLhsJkROUx6Otq