Menuju Peradaban Indonesia yang Tinggi dan Mulia

Masjid Jogokariyan dan Aksi Cepat Tanggap Raih GIB Award

August 12, 2018


Tahun ini Gerakan Indonesia Beradab Award diberikan kepada enam sosok dan lembaga.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  — Gerakan Indonesia Beradab (GIB) menyelenggarakan GIB Award untuk kedua kalinya dengan tema besar “Kepemimpinan Beradab”. Ketua Presidium Gerakan Indonesia Beradab Bagus Riyono menjelaskan, Kepemimpinan Beradab adalah kemampuan untuk memberikan pengaruh positif kepada lingkungan, khususnya keluarga, dalam rangka menegakkan human dignity.

“Berangkat dari tema di atas, kami memandang perlu untuk memberikan penghargaan moral kepada pribadi dan institusi yang dipandang merepresentasikan upaya kepemimpinan yang mampu memberikan dampak signifikan, baik bagi keluarga maupun lingkungan, dalam
kompetensi dan kapasitasnya masing-masing,” papar Bagus dalam penghargaan GIB Award di kompleks kantor Kemendikbud Jakarta, Sabtu (11/8/2018).

Bagus menguraikan, GIB memberikan beberapa kriteria bagi penerima GIB Award. Pertama, memiliki rekam jejak yang dikenal luas di bidang kepemimpinan, baik formal, nonformal, maupun informal

“Kedua, memiliki pengaruh positif terhadap lingkungannya, baik dalam skala kecil maupun luas, sesuai dengan amanah kepemimpinan yang dipikulnya. Ketiga, memiliki kapasitas dan prestasi untuk membangun peradaban pada skala komunitas dan keluarga,” ujar Bagus dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Sabtu (11/8).

KH Shalahudin Wahid mengucapkan terima kasih kasih atas penghargaan yang diberikan sebagai proses kaderisasi berkelanjutan dalam bidang agama.

Ulama yang akrab disapa Gus Sholah ini mengatakan Pesantren Tebuireng yang berdiri sejak 1899 adalah bagian dari lembaga pendidikan tertua di Indonesia.

Gus Sholah menyebut Pesantren pertama yang berdiri di Indonesia adalah Pesantren Sidogiri sejak 1740. Sementara sekolah Hindia Belanda baru beroperasi pada 1840.

“Dalam waktu tidak lama KH Hasyim Asy’ari dikenal seluruh Jawa sehingga pemuda berbakat dari negeri ini tertarik menjadi santri Tebuireng dan tumbuh menjadi kiai muda yang kelak bahkan mendirikan pesantren yang lebih menonjol dan besar dari pesantren Tebuireng,” ujar Gus Sholah.

Dengan sejumlah pertimbangan dan kriteria di atas, maka penerima GIB Award tahun 2018 ini adalah :

1. Alm. Sri Sultan Hamengkubuwono IX, mewakili Tokoh Kepemimpinan dengan Pengaruh Sosial-Budaya
2. Prof  DR Baharuddin Jusuf Habibie, mewakili Tokoh Kepemimpinan dengan Pengaruh Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Politik
3. Masjid Jogokariyan, mewakili Institusi Sosial dengan Pengaruh Kepemimpinan dan Kaderisasi Sosial
Penerima GIB antara lain Masjid Jogokariyan, Aksi Cepat Tanggap, BJ Habibie dan KH Sholahuddin Wahid.
4. KH  Dr  Ir Sholahuddin Wahid, mewakili Tokoh Kepemimpinan dengan Pengaruh Sosial-Keagamaan, yang Merupakan Buah dari Proses Regenerasi Berkelanjutan
5. Aksi Cepat Tanggap (ACT), mewakili Organisasi Non-profit yang Menghimpun dan Menyalurkan Dana Sosial bagi Keberlangsungan Keberadaban Kemanusiaan
6. Prof Dr  Euis Sunarti, mewakili Tokoh yang Secara Akademik, Institusional dan Moral Konsisten Memperjuangkan Ketahanan Keluarga sebagai Inti Peradaban.

Rangkaian acara GIB Award juga disambung dengan kegiatan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI oleh Kepala Biro Pimpinan Sekretariat MPR RI  Muhammad Rizal. Selain itu juga diisi seminar keluarga yang mengundang nara sumber  Guru Besar IPB Euis Sunarti, psikolog  Elly Risman dan anggota Presidium GIB Sukro Muhab.

Sumber:

https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/18/08/12/pdbfp5374-masjid-