Bukittinggi,Dekadepos.com.
Ratusan warga dari 12 Kelurahan, di Kota Bukittinggi Mengikuti Kuliah Umum, Program Sekolah Keluarga. Kuliah Umum yang disampaikan Psikolog Adriano Rusfi itu dibuka secara resmi oleh Sekda H.Yuen Karnova di Auditorium UPT.Perpustakaan Nasional Proklamator Bung Hatta,Selasa (9/4) kemaren.
Sekretaris Daerah Kota Bukittinggi H.Yuen Karnova saat membuka Kuliah Umum itu menyoroti berbagai masalah keluarga, anak dan remaja Bukittinggi saat ini. “Anak-anak kita menghadapi banyak masalah dan tantangan, dan kita tidak tau apa yang akan terjadi besok dan kedepan, jika kita tidak siap dari sekarang”, ujar Yuen Karnova.
Dikatakan Sekda Yuen Karnova, seandainya kita lalai hari ini, kita tidak akan mendapatkan generasi penerus yang berkualitas dan dapat dibanggakan. Karena mereka sibuk dengan masalah yang dihadapinya.
Untuk itulah Ketua TP PKK Bukittinggi mencetuskan ide Sekolah Keluarga ini. Sekolah Keluarga diharapkan dapat membekali setiap keluarga sehingga memiliki kemampuan mendidik dan membesarkan anak-anak dengan baik dan benar. “Kita tidak boleh lengah, karena kelengahan itu akan kita bayar mahal dengan masa depan keluarga kita yang suram”, ungkap Yuen Karnova.
Karena itu, sekda Yuen Karnova kembali menegaskan, kalau Pemko sangat berterima kasih kepada Ketua TP PKK, yang menggagas sekolah keluarga.
Semoga ini menjdi solusi atas persoalan yang tengah terjadi ditengah kelurga kita hari ini. tambah Yuan Kernova
Sementara Narasumber Psikolog Adriano Rusfi dalam kuliah umumnya memberikan materi dengan judul “Mendidik generasi ABCD (Aqil Baligh Cerdas Dewasa)”
Dalam materinya, Adriano Rusfi memaparkan beberapa Kasus mutakhir yang tengah dihadapi. Seperti Pedofilia yang telah menjadi krisis nasional dan kejahatan transnasional, Pembunuhan terhadap siswa SMA Taruna Nusantara, Fenomena agama hardcore di kota-kota besar, Dan diperkirakan Indonesia tidak akan mencapai bonus Demografi, Siswa 13 tahun memperkosa siswi di langsa NAD, Tiga murid 12 tahun mencabuli 6 teman dan menyetubuhi 3 ekor kambing, Lelaki 10 tahun menghamili gadis 9 tahun.
Semua hal yang mengerikan itu rata-rata dilakukan remaja. Dulu pemuda adalah aset, tapi kini remaja adalah masalah. Sesuai UU pendidikan dan pengajar an RI tahun 1951 : putra putri Indonesia yang telah berusia 15 tahun harus mam pu melakukan seluruh peran dan tanggung jawab orang dewasa. Seharusnya re maja adalah sosok mandiri yang bertanggung jawab.Tapi yang ada sebuah fenomena.
Istilah Remaja itu sendiri Baru ada sejak akhir abad ke 19. Muncul sejak era revolusi industri dan sekolah.
Adoleacence – adolescere – pre adult. Bukan anak, tapi belum dewasa. Anak baru gede. Terjadi secara massif dan global, kecuali di masyarakat terkebelakang dan terasing.
Mendapatkan pembenaran ilmiah, sosial bahkan keagamaan. Remaja, sebuah tragedy. Sudah baligh, namun belum aqil. Bukan anak tapi belum dewasa. Periode transisional dengan rentang sangat panjang. Tidak produktif, bahkan konsumtif dan destruktif. Generasi galau. Bingung dengan identitas, status dan posisi sosial, ungkap Adriano Rusfi.
Adriano menilai, Sekolah terbaik adalah rumah tangga dan surau. Di dalam Islam, remaja tidak ada, sesudah anak-anak seharusnya menjadi dewasa. Karena menyegerakan aqil anak-anak kita hanya bisa lewat keluarga.
Dan, sudah saatnya kita tidak mengulangi kesalahan lagi. Remaja, Baligh terlalu cepat karena over nutrisi.
Aqil (akal) yang terlambat karena salah ayah,kurang didikan ayah. Ibuk lebay, bapak lalai, jadilah generasi alay, astagfirullah. Didik anak menjadi mukallaf, orang aqil baligh yang siap memikul syariat Islam.
Sekolah kelurga diharapkan dapat mengembalikan peran besar keluarga terhadap tanggung jawab kepada anak.
Ajarkan anak kita shalat, mengaji, pendidi kan karakter. Lebih penting ayah bunda ikut sekolah kelurga daripada anak ikut sekolah umum. Kembalikan pendidikan lewat mesjid dan surau.
Kembalikan lagi Peran ayah, itu kunci utama. Karena ayah adalah Pembuat visi dan misi, Penanggung jawab, konsultan pendidikan,pendidik iman dan aqidah, sang ego dan individualitas, sosok pembangun sistem berpikir, suplier makulinitas dan the king of tega. Sehingga anak tumbuh menjadi pribadi yang tangguh dan bertanggung jawab.tambah Psikolog Adriano Rusfi. (Edis)
Sumber:
Copyright 2021 Gerakan Indonesia Beradab. All Right Reserved