Menuju Peradaban Indonesia yang Tinggi dan Mulia

Bahaya Keterpaparan Konten Pornografi terhadap Remaja Saat Masa Pubertas

September 15, 2023


Remaja merupakan fase peralihan dari usia anak-anak ke usia dewasa. Fase remaja menjadi krusial bagi perkembangan manusia karena pada fase ini, remaja mengalami pubertas. Pubertas adalah fase ketika remaja mengalami perubahan fisik dan emosi. Remaja juga akan merasakan perubahan pada fungsi-fungsi seksual dan reproduktif mereka. Perubahan ini dapat menimbulkan rasa penasaran mereka terhadap perubahan secara seksual yang mereka alami. Saat pubertas, remaja juga akan membentuk pola perilaku yang memiliki implikasi terhadap pembentukan identitas diri dan pengambilan keputusan mereka (WHO, 2019). Oleh karena itu, penting untuk memberi dukungan dan bimbingan kepada remaja saat memasuki masa pubertas dengan sehat dan selamat.

Dengan berkembangnya teknologi digital, remaja lebih rentan terekspos dan mengakses konten-konten di internet yang negatif, salah satunya pornografi. Undang-Undang No. 44 Tahun 2008 tentang pornografi menyatakan bahwa:

Pornografi adalah gambar, sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi, gambar bergerak, animasi, kartun, percakapan, gerak tubuh, atau bentuk pesan lainnya melalui berbagai bentuk media komunikasi dan pertunjukan di muka umum, yang memuat kecabulan atau eksploitasi seksual yang melanggar norma kesusilaan dalam masyarakat. 

Dikutip dari laman Kominfo, terdapat 1.142.010 konten pornografi yang tersebar di Indonesia pada tahun 2022. Diketahui juga Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) melaporkan pada tahun 2021, 66,6% anak laki-laki dan 62,3% anak perempuan di Indonesia telah menyaksikan konten pornografi melalui internet. 

Kenapa remaja rentan untuk terpapar konten pornografi? Selain adanya rasa penasaran yang meningkat saat fase pubertas dan mudahnya akses secara teknologi, faktor keluarga yang kurang harmonis juga memengaruhi keputusan remaja untuk menonton konten pornografi (Shek & Ma, 2014). Kita perlu memahami dampak-dampak negatif yang dapat ditimbulkan dari konten pornografi. 

Berikut dampak negatif menonton konten pornografi terhadap remaja pada masa pubertas.

  1. Meningkatkan Keinginan Untuk Melakukan Perbuatan Seksual

Remaja saat pubertas mengalami perubahan tubuh secara seksual dan fungsi reproduksi. Ketika merasakan perubahan-perubahan fisik dan kognitif ini akan memunculkan keinginan untuk mencari informasi terkait perubahan yang dialaminya. Pada fase ini, jika remaja sering terekspos apalagi sampai kecanduan menonton konten pornografi, akan lebih mungkin untuk melakukan perbuatan seksual (Atwood dkk., 2012).

  1. Menganggap Perilaku Seks Bebas dan Berisiko Sebagai Hal yang Lumrah

Penelitian menunjukkan jika remaja yang sering menonton konten pornografi akan lebih mungkin menganggap perilaku seksual sebagai hal yang normal (baik yang mereka lakukan dan apa yang orang lain lakukan) (Brown & L’Engle, 2009). Tentu saja pandangan bahwa perbuatan seksual sebagai hal yang normal di usia dini ini akan berisiko terhadap perilaku yang tidak sesuai dengan norma masyarakat kita.

  1. Merendahkan Perempuan

Mengakses konten pornografi pada masa pubertas dapat membentuk pandangan tidak sehat terhadap gender perempuan. Asupan konten pornografi pada remaja saat pubertas dapat membentuk pandangan terhadap perempuan sebagai objek seksual. Selain itu, konten pornografi dapat menyebabkan perilaku pelecehan terhadap perempuan (melalui internet dan dunia nyata) menjadi lebih mungkin terjadi. Hal ini dikarenakan banyaknya konten pornografi di internet yang menunjukkan perbuatan kekerasan dan merendahkan terhadap perempuan (To dkk.,2012).

  1. Mengganggu Kesehatan Mental Remaja

Sering menonton konten pornografi juga dapat menyebabkan remaja mengalami kesulitan dalam membangun hubungan dengan orang lain. Hal ini dikarenakan remaja yang sering menonton konten pornografi dapat memiliki persepsi realitas terkait perbuatan seksual yang mereka tonton juga akan terjadi di dunia nyata. Kecanduan menonton konten pornografi juga akan menimbulkan sexual fantasizing, yaitu selalu memikirkan dan mengaitkan sesuatu dengan seks atau gairah seksual (To dkk., 2012). Ini akan mengarahkan remaja kepada perilaku antisosial. Bahaya-bahaya tersebut dapat membuat remaja lebih mungkin mengalami anxiety dan dapat berkembang menjadi depresi.

  1. Merusak Otak Remaja

Keseringan menonton konten pornografi dapat menyebabkan “kerusakan” pada otak remaja. Remaja yang sudah kecanduan menonton konten pornografi menemukan jika menonton hal tersebut memberikan rasa senang. Rasa senang yang dialami manusia dimunculkan oleh hormon dopamin. Aktivasi hormon dopamin yang berlebihan akan menyebabkan penurunan fungsi otak. Jika sudah demikian, remaja yang kecanduan pornografi akan menunjukkan perilaku yang sama dengan yang kecanduan narkoba, yaitu mencari konten pornografi yang lebih ekstrem untuk mencari rasa senang.

Dari dampak-dampak buruk konten pornografi terhadap remaja saat pubertas, dapat kita pahami jika pada masa digital ini banyak terdapat bahaya yang mengintai anak dan remaja. Dengan demikian, remaja perlu lebih berhati-hati dan bijak dalam mengakses internet. Untuk melindungi anak dan remaja dari bahaya-bahaya tersebut, perlu adanya kepedulian dan dukungan dari banyak pihak, terutama orang tua dan pendidik. Selain itu, setiap dari kita juga dapat berperan dengan memberikan edukasi yang tepat kepada keluarga kita. Para orang tua jangan khawatir, LAKI memiliki rekomendasi artikel yang dapat membantu dalam memberikan edukasi kepada anak terkait penggunaan teknologi. Mari jaga dan lindungi keluarga kita dari wabah pornografi.

Referensi:

Atwood, K. A., Zimmerman, R. S., Cupp, P. K., Fongkaew, W., Miller, B. A., Byrnes, H. F., Chamratrithirong, A., Rhucharoenpornpanich, O., Chaiphet, N., Rosati, M. J., & Chookhare, W. (2010). Correlates of precoital behaviors, intentions, and sexual initiation among Thai adolescents. Journal of Early Adolescence, 32(3), 364–386. https://doi.org/10.1177/0272431610393248 

Brown, J. R., & L’Engle, K. (2009). X-Rated. Communication Research, 36(1), 129–151. https://doi.org/10.1177/0093650208326465

Dampak Pornografi Bagi Kesehatan pada Remaja, Apakah Berbahaya ? – RSUP Dr. Sardjito. (2019, October 30). https://sardjito.co.id/2019/10/30/dampak-pornografi-bagi-kesehatan-pada-remaja-apakah-berbahaya/

Flood, M. (2009). The harms of pornography exposure among children and young people. Child Abuse Review, 18(6), 384–400. https://doi.org/10.1002/car.1092

Kominfo, P. (n.d.). Kementerian Komunikasi dan Informatika. Website Resmi Kementerian Komunikasi Dan Informatika RI. https://www.kominfo.go.id/statistik 

To, S., Ngai, S. S., & Kan, S. I. (2012). Direct and mediating effects of accessing sexually explicit online materials on Hong Kong adolescents’ attitude, knowledge, and behavior relating to sex. Children and Youth Services Review, 34(11), 2156–2163. https://doi.org/10.1016/j.childyouth.2012.07.019

World Health Organization: WHO. (2019). Adolescent health. www.who.int. https://www.who.int/health-topics/adolescent-health#tab=tab_1 

Penulis: Alif Akbar Rifa’i/LAKI

Editor: Lulu’ul Jannah/LAKI & Nur Rohmah Itsnaini/LAKI

Sumber gambar: Andrew Guan (unsplash)